Profil Band Sukatani Asal Purbalingga yang Viral dengan Lagu Bayar Bayar Bayar

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah menghapus lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar dari semua platform musik.
Melalui unggahan di Instagram resmi mereka, @sukatani.band, pada Kamis, 20/2/2025, mereka juga menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolri dan institusi kepolisian.
Dalam video yang diunggah, gitaris Muhammad Syifa Al Lufti dan vokalis Novi Citra Indriyati meminta maaf atas lirik lagu mereka yang menyebut “bayar polisi” dan sempat viral di media sosial.
Menariknya, dalam video tersebut, keduanya tampil tanpa mengenakan topeng, berbeda dari kebiasaan mereka yang selalu menjaga anonimitas saat tampil di atas panggung.
Sukatani adalah grup punk yang terdiri dari Muhammad Syifa Al Lufti (gitaris) dan Novi Citra Indriyati (vokalis). Novi lebih dikenal dengan nama panggung Ovi atau Twister Angel, sementara Lutfi menggunakan nama Al atau Alectroguy.
Duo ini pertama kali muncul di Purbalingga pada Oktober 2022, dengan nama Sukatani yang diambil dari sebuah desa yang dikenal asri dan makmur. Filosofi ini mencerminkan harapan mereka untuk menghadirkan nilai-nilai yang kuat dalam karya musik mereka.
Album perdana mereka, Gelap Gempita, dirilis pada 24 Juli 2023 dan awalnya berisi delapan lagu. Namun, setelah penarikan lagu Bayar Bayar Bayar, album tersebut kini hanya menyisakan tujuh lagu, yaitu Sukatani, Semakin Tua Semakin Punk, Tanam Kemandirian, Alas Wirasaba, Realitas Konsumerisme, Jangan Bicara Solidaritas, dan Gelap Gempita.
Keinginan Novi untuk terus berkarya di dunia musik menjadi awal terbentuknya Sukatani. Sebelumnya, ia telah aktif di grup musik asal Purwokerto sejak 2013. Sambil bekerja sebagai buruh, ia menuangkan kegelisahan sosialnya dalam bentuk lirik lagu, yang kemudian dikembangkan bersama Lutfi.
Terinspirasi oleh musik Anarcho-Punk era 80-an dan Proto-Punk, mereka mengusung gaya unik dengan menggabungkan elemen Street Punk dan musik elektronik. Tanpa tambahan personel lain, mereka mengandalkan produksi digital untuk mengisi instrumen.
Lutfi memainkan gitar serta memproduksi instrumen drum dan bass secara digital, sementara Novi bertanggung jawab pada vokal dan teriakan khasnya. Elemen synthesizer pun turut mereka hadirkan dalam aransemen musiknya.
Sukatani membuktikan bahwa musik punk tetap bisa berkembang dalam format digital, sembari menyuarakan kritik sosial yang tajam. Meski kini tengah menjadi sorotan karena kontroversi, perjalanan mereka dalam dunia musik punk masih menarik untuk diikuti.
Editor : Redaksi