get app
inews
Aa Text
Read Next : Fasilitas Olahraga Dibenahi, Temanggung Siapkan Investasi Jangka Panjang untuk GOR Terpadu

Gula Semut Jadi Fokus Pengembangan Produk Unggulan Temanggung

Rabu, 28 Mei 2025 | 00:17 WIB
header img
Gula semut produk lokal asli Temanggung. Foto: doc/iNewsTemanggung.id

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Gula semut, salah satu produk olahan dari nira aren, mulai menunjukkan potensi besar sebagai komoditas unggulan baru yang tak hanya menjanjikan nilai tambah, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
 

Melihat peluang tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Model Pengembangan Agroindustri Gula Semut Berbasis Nira Aren untuk Meningkatkan Nilai Tambah dan Ekonomi Lokal Jawa Tengah” pada Senin (26/5/2025) di Ruang Sindoro Sumbing, Bappeda Temanggung.

Kegiatan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan peneliti, pelaku usaha, hingga aparatur pemerintah, guna merumuskan strategi bersama dalam membangun agroindustri gula semut yang berkelanjutan dan kompetitif.

Kepala Bappeda Temanggung, Hendra Sumaryana, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa produk gula semut saat ini masih dalam tahap pengenalan dan belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat luas.

"Yang terjadi sekarang adalah produk itu kan masih terbatas dikenalnya, baru di bawah lima tahun masyarakat baru mengenal adanya gula semut. Dengan riset ilmiah ini diharapkan menjadi edukasi tidak hanya bagi petani namun juga pengambil kebijakan,” ujarnya.

Menurut Hendra, riset dan dukungan kebijakan sangat diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara potensi produk dengan pengakuan pasar, baik domestik maupun internasional.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti BRIN, Dr. Istriningsih, menegaskan alasan pemilihan gula semut sebagai topik utama diskusi. Ia menilai bahwa Temanggung memiliki posisi strategis sebagai sentra produsen aren terbesar di Jawa Tengah.

"Di Kabupaten Temanggung ini menarik untuk kita kaji, karena pemainnya masih sedikit dan produk ini masih relatif baru, namun kami memandang, bahwa produk ini *promising*,” jelasnya.

Sebagai bagian dari kajian lapangan, tim BRIN melakukan observasi langsung ke Kecamatan Kandangan, tepatnya di Desa Margolelo dan Desa Tlogopucang. Di sana, mereka mewawancarai 30 responden yang terdiri dari petani dan produsen gula semut untuk memetakan tantangan dan peluang dari hulu ke hilir.

“(Kita) Wawancara 30 responden, baik petani, maupun produsen atau pengrajin gula semut,” tambah Istriningsih.

Dibandingkan dengan produk gula batok yang selama ini lebih dikenal masyarakat, gula semut dinilai memiliki prospek pasar yang lebih luas karena bentuknya yang lebih praktis, higienis, dan berstandar ekspor. Potensi ini bisa dikembangkan sebagai keunggulan daerah yang berdaya saing.

 “Apabila dari Pemerintah Kabupaten Temanggung akan menggarap gula semut aren ini lebih besar lagi, barangkali ini bisa menjadi salah satu produk potensial untuk nanti tujuan ekspor. Ujungnya nanti bukan ekspornya, tetapi kesejahteraan petani aren, karena selama ini produk unggulan mereka kan gula batok,” pungkasnya.

Melalui kegiatan FGD ini, diharapkan lahir sinergi konkret antara pemerintah, lembaga riset, serta masyarakat dalam mengembangkan agroindustri gula semut sebagai salah satu motor penggerak ekonomi lokal yang berbasis potensi alam dan kearifan lokal. Produk ini bukan sekadar pengganti gula, melainkan simbol transformasi ekonomi desa menuju pasar internasional. 

 

Editor : Redaksi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut