Tob Tobi Tob: Syair Arab yang Viral di Media Sosial dan Makna Mendalam di Baliknya

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Ramadhan 2025 membawa tren baru di dunia maya, salah satunya adalah viralnya potongan lagu dengan lirik "Tob Tobi Tob".
Lagu ini banyak digunakan sebagai latar musik dalam berbagai unggahan bertema Ramadhan di media sosial, terutama TikTok. Tak sedikit netizen yang penasaran dengan makna dan asal-usulnya.
Namun, siapa sangka bahwa "Tob Tobi Tob" sebenarnya bukanlah sebuah lagu, melainkan potongan dari syair klasik Arab berjudul Sawtu Safīri Al-Bulbuli atau Kicauan Burung Bulbul.
Syair ini digubah oleh Al-Asma'i, seorang sastrawan besar dari era Abbasiyah yang dikenal dengan kepiawaiannya dalam bermain kata dan menciptakan syair yang berkesan.
Berikut adalah sebagian lirik dari syair ini:
صَوْتُ صَفيرِ البُلْبُلِ (Sawtu ṣafīril-bulbuli) هَيَّجَ قَلْبِيَ الثَمِلِ (Hayyaja qalbiya ath-thamili) المَاءُ وَالزَّهْرُ مَعَاً (Al-mā'u waz-zahru ma'an) مَعَ زَهرِ لَحْظِ المُقَلِ (Ma'a zahr laḥẓil-muqali)
Syair ini menggambarkan suasana penuh keindahan, di mana suara burung bulbul, bunga yang bermekaran, serta air yang mengalir membangkitkan perasaan dalam hati penyair.
Namun, keindahan ini juga bercampur dengan perasaan cinta yang tidak mudah diraih, ditandai dengan penolakan dan godaan.
Meskipun terdengar ringan dan menghibur, Sawtu Safīri Al-Bulbuli sebenarnya memiliki makna yang mendalam.
Syair ini mengandung unsur keindahan alam, perasaan cinta yang bergejolak, hingga satir sosial yang mengkritik bagaimana masyarakat menilai seseorang hanya dari penampilan luar.
Bagian awal syair menggambarkan betapa pesona alam dapat membangkitkan gairah cinta, tetapi cinta tersebut penuh tantangan dan ketidakpastian.
Di bagian tengah, syair ini menjadi lebih jenaka, menceritakan pengalaman penyair yang menunggangi keledai kurus dan menjadi bahan ejekan di pasar. Ini bisa dimaknai sebagai sindiran terhadap bagaimana manusia sering kali hanya melihat sesuatu dari tampilan luar tanpa memahami esensi sebenarnya.
Di penghujung syair, penyair menonjolkan kebanggaannya sebagai seorang sastrawan yang mampu merangkai kata dengan indah. Ia berharap karyanya diakui dan dihargai oleh sang raja, mencerminkan bagaimana sastra dan kreativitas bisa mengangkat martabat seseorang di hadapan dunia.
Salah satu alasan utama mengapa syair ini menjadi viral adalah permainan kata dan bunyinya yang unik serta ritmenya yang menarik.
Lirik-liriknya terdengar menghibur, tetapi di baliknya tersimpan pesan yang dalam. Dengan irama yang khas dan pengulangan bunyi yang menarik, syair ini mudah melekat di ingatan pendengar, menjadikannya populer di berbagai platform media sosial.
Di era digital ini, karya sastra klasik seperti Sawtu Safīri Al-Bulbuli kembali menemukan tempatnya, membuktikan bahwa keindahan bahasa dan makna mendalam tetap relevan sepanjang zaman.
Bukan sekadar tren, tetapi juga sebuah pengingat akan kekuatan kata-kata dalam menyampaikan perasaan, sindiran, dan bahkan kebanggaan intelektual.
Jadi, lain kali ketika mendengar Tob Tobi Tob di media sosial, ingatlah bahwa di balik liriknya yang terdengar ringan, ada sejarah panjang sastra Arab klasik yang penuh makna dan pesan mendalam.
Editor : Redaksi