Guru Temanggung Protes Aturan Penghapusan Publikasi Ilmiah dalam Kenaikan Pangkat

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Kebijakan baru yang menghapus publikasi ilmiah sebagai komponen penilaian angka kredit (PAK) untuk kenaikan pangkat guru menuai protes dari komunitas guru penulis.
Setelah sebelumnya komunitas guru di Semarang menyuarakan ketidaksetujuannya, kini Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Temanggung juga menyatakan sikap serupa.
Ketua PGRI Temanggung, Nor Akhlis, S.H., S.Pd., M.Pd., menyayangkan keputusan ini karena bertolak belakang dengan upaya menumbuhkan budaya literasi di kalangan pendidik
“Kami diminta membangun budaya literasi, tetapi ketika guru menulis, hasilnya tidak lagi dihargai dalam proses kenaikan pangkat,” ujarnya pada Minggu, 16/3/2025.
PGRI Temanggung meminta agar aturan kembali mengacu pada Permenpan RB No. 16 Tahun 2019, yang masih mengakomodir publikasi ilmiah sebagai salah satu bentuk pengembangan diri.
Namun, Nor Akhlis menekankan bahwa publikasi ilmiah sebaiknya tidak menjadi syarat wajib, melainkan opsi yang bisa dipilih oleh guru sesuai kompetensinya.
Menurutnya, publikasi ilmiah berperan penting dalam meningkatkan profesionalisme guru, karena proses penulisan mendorong penelitian, analisis, serta refleksi terhadap praktik pembelajaran.
“Publikasi ilmiah mendorong inovasi dalam metode pembelajaran, pengembangan media ajar, serta evaluasi yang berdampak pada kualitas pendidikan,” imbuhnya.
Dengan dihapuskannya publikasi ilmiah dari penilaian angka kredit, Nor Akhlis menilai animo guru dalam melakukan penelitian menurun drastis.
Ia menyoroti bahwa sistem baru hanya menilai guru berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan tugas pokok fungsinya (tupoksi), yang penilaiannya berada di tangan kepala sekolah dengan skor minimal “Baik.”
“Bagi guru yang malas, kebijakan ini menyenangkan, tapi apakah kita ingin guru didorong untuk tidak produktif?” tanyanya.
Sebelumnya, aturan lama memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan angka kredit melalui berbagai jalur, termasuk publikasi ilmiah, pelatihan, seminar, serta inovasi media pembelajaran.
Dengan adanya perubahan ini, banyak guru merasa bahwa kebijakan baru justru menjadi langkah mundur dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Editor : Redaksi