Ketua Baru, Fatayat Temanggung di Bawah Nahkoda Kurnia Athiullah Siap Seratus langkah Lebih Maju

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Konferensi Cabang (Konfercab) Fatayat Kabupaten Temanggung yang dilaksanakan 23 Oktober lalu di Gedung KBIH Babussalam, komplek INSINU Temanggung menghasilkan terpilihnya Hj Kurnia Athiullah sebagai ketua Fatayat mengalahkan Laili Rifah Maftuhah dengan selisih dua suara. 

Sosok yang akrab dipanggil Bu Atik ini merupakan kader Fatayat yang sebelumnya menjabat sekretaris satu.

Baca Juga

Gelar Konfercab ke VIII, Fatayat NU Temanggung Punya Ketua Baru

Atik saat ini berprofesi sebagai guru PNS di MAN Temanggung, pengasuh asrama Manbaul Quran MAN Temanggung, dan aktif diberbagai kegiatan sosial keagamaan seperti KUPI (Konggres Ulama Perempuan Indonesia), KNPI, hingga Komite Konservasi Temanggung. 

Sedangkan Laili Rifah Maftuhah sebelumnya menjabat sekretaris dua, berprofesi sebagai guru, dan aktif diberbagai kegiatan sosial agama hingga partai politik bahkan pernah mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari PKB. 

Di kesempatan lain, Kurnia Atiullah menyampaikan bahwa proses konfercab berjalan lancar meski ada pihak-pihak yang kecewa, namun hal itu tidak menyurutkan semangat kader Fatayat baik yang di PC maupun yang di bawah untuk terus bergerak berbenah menuju Fatayat yang lebih baik. 

“Ke depan, Fatayat akan fokus pada program-program prioritas yang linear dengan program PP Fatayat pusat, seperti penurunan stunting. Kami sadar bahwa warga Temanggung masih banyak yang berada di kondisi sosial ekonomi yang menyebabkan stunting,” tegas Ketua Fatayat baru itu. 

Kurnia Athiullah berkomitmen Fatayat Temanggung akan bersinergi dengan PCNU, Muslimat sebagai senior, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjalankan program-programnya. 

“Sesuai tema konfercab: Memaknai Era Disrupsi Informasi dan Digitalisasi untuk Penguatan Keberagaman yang Rahmatan Lil Alamin, saya ingin Fatayat menjadi kuat karena keberagaman, terbuka untuk semua kalangan dan kelompok. Kami tidak akan membeda-bedakan kader hanya karena perbedaan latar belakang pendidikan, kelompok, dan politik,” pungkasnya. 

Editor : M Wali