Magelang, iNewsTemanggung.id - Bertempat di depan Mapolresta Magelang, tidak kurang dari 700 warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) menggelar aksi. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka menolak penambangan menggunakan alat berat di wilayah Srumbung.
Aksi tersebut dihadiri oleh Rais Syuriah Bahaudin Syah; Ketua Tanfidziyah MWCNU Srumbung Muslih; Kepala Desa, Banom dan Kader Nahdlatul Ulama se-Kecamatan Srumbung; Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Jawa Tengah.
Kegiatan tersebut diawali dengan orasi dari PW GP Ansor Jawa Tengah Taufiq dan dilanjutkan dengan mujahadah bersama.
Ahmad Bahaudin Syah, Rais Syuriah MWC NU Kecamatan Srumbung, meminta Polresta Magelang untuk menertibkan tambang yang tidak berizin.
"Permintaan kami dari MWC dan semua masyarakat yang ada untuk menertibkan. Sekali lagi, kita tidak antitambang, kita tidak antipasir, yang pasti harus dikelola dengan baik, ditata sehingga ke depannya untuk Gunung Merapi yang berkah bisa dirasakan semua masyarakat," kata Ahmad.
Adapun beberapa tuntutan dari MWC NU dan Warga Srumbung atas dampak yang diakibatkan oleh penambangan illegal antara lain yakni menindak tegas oknum yang terlibat, mereklamasi bekas lahan yang ditambang, mengembalikan fungsi laham seperti sediakala, mengatur zona dan jalur penambangan, mengatur beban muatan armada, memperbaiki infrastruktur yang terdampak, serta pencabutan WIUP di Kecamatan Srumbung.
Ada hal menarik dari aksi ada aksi yang dilakukan pada Jumat (24/02/23) tersebut yakni sebelum aksi berlangsung Kapolres telah menemui pengurus MWCNU di rumah dan sempat terjadi negosiasi yang alot dengan Kapolres sehingga keberangkatan aksi sempat tertunda.
Editor : M Wali