TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) setempat meminta petani meremajakan tanaman kopi tua agar hasil panen optimal.
"Apalagi untuk kopi robusta sudah ada teknologi baru bisa menanam dari bibit dan tidak perlu menyambung," kata Kepala DKPPP Temanggung, Joko Budi Nuryanto, Selasa, (14/3/2023).
Ia mengatakan selama ini kopi Robusta harus dicangkok agar berbuah dalam tiga sampai empat tahun, dengan teknologi baru sekarang dengan biji, tanaman ini bisa berbuah dalam tiga sampai empat tahun.
Joko menyebutkan luas tanaman kopi robusta di Kabupaten Temanggung sekitar 17.075 hektare dan sekitar 3.000 hektare di antaranya belum berbuah.
"Kemudian untuk tanaman kopi arabika, angka pastinya memang belum ada, tetapi saya prediksi sekitar 1.500 hingga 2.000 hektare," paparnya.
Ia menyebutkan produktivitas kopi di Temanggung sekitar tujuh kuintal (green bean) per hektare.
"Sebenarnya masih bisa dioptimalkan dengan cara memadatkan jarak tanam. Tanaman kopi idealnya bisa 1.400-1.600 tanaman per hektare, tetapi pada kenyataannya paling hanya 800-900 pohon per hektare karena masih diselingi tanaman yang lain," lanjut Joko.
Merujuk pada perubahan iklim, dia mengatakan jika curah hujan terlalu tinggi maka hasil panen tidak akan baik karena banyak bunga yang rontok.
Oleh karena itu, katanya petani harus menerapkan manajemen kebun dengan baik, melakukan pemangkasan.
Ia menuturkan kopi Temanggung sudah terkenal di sejumlah kota besar di Indonesia, bahkan sudah ekspor ke beberapa negara.
Salah satu pelaku ekspor kopi di Temanggung yakni CV Kwadungan Java Coffe yang telah melakukan ekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah, yakni Mesir, Turki, Kuwait, dan Dubai.
Editor : M Wali