Kronologi Lengkap Hilangnya ASN Temanggung di Gunung Merbabu hingga Ditemukan Meninggal

TEMANGGUNG,iNewsTemanggung.id - Duka menyelimuti keluarga besar Pemerintah Kabupaten Temanggung setelah salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) mereka, Sugeng Parwoto (50), ditemukan meninggal dunia di jurang Gunung Merbabu pada Kamis (24/4/2025) sore.
Sugeng sebelumnya dilaporkan hilang saat melakukan pendakian seorang diri melalui jalur Timboa, jalur tidak resmi pendakian di kawasan tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Sugeng memulai pendakiannya pada Jumat (18/4/2025). Ia sempat berpamitan kepada keluarganya dan mengabari melalui pesan WhatsApp setelah salat Jumat di basecamp Timboa. Komunikasi terakhir dengan keluarganya tercatat pada pukul 14.40 WIB.
Dalam perjalanannya, Sugeng sempat bergabung dengan rombongan enam pendaki lain dan bermalam bersama di Pos 5. Namun, pada Sabtu dini hari, cuaca ekstrem melanda kawasan tersebut.
Badai dengan angin kencang menerjang area perkemahan. Pagi harinya, rekan-rekannya tidak menemukan Sugeng di lokasi. Mereka mengira Sugeng telah melanjutkan perjalanan menuju puncak terlebih dahulu.
Keluarga yang khawatir karena kehilangan kontak lantas melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang. Pada Minggu (20/4/2025), Balai Taman Nasional Gunung Merbabu bersama tim SAR gabungan mulai melakukan pencarian intensif.
Upaya pencarian berlangsung penuh tantangan akibat kondisi cuaca buruk dan medan yang berat. Hingga akhirnya, pada Kamis (24/4/2025) sekitar pukul 17.30 WIB, tim menemukan jasad Sugeng di sebuah jurang sedalam 45 meter antara Pos 4 dan Pos 5. Tubuh korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terlilit tenda dari bagian perut ke bawah, di tebing dengan kemiringan 80 derajat.
Evakuasi jasad Sugeng memakan waktu panjang dan penuh kehati-hatian. Jenazah berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr. Moewardi, Solo, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah ini. Ia mengimbau masyarakat, khususnya para pendaki, untuk selalu menggunakan jalur resmi dan memperhatikan kondisi cuaca saat melakukan pendakian.
"Ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujar Agus.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan pendakian akibat kelalaian memilih jalur dan minimnya persiapan menghadapi kondisi alam ekstrem di gunung.
Editor : Redaksi