get app
inews
Aa Text
Read Next : Bupati Temanggung Izinkan Siswa Study Tour, Asal di Dalam Daerah

Meriah, Njoget Bareng Njo di Temanggung Gaungkan Jaran Kepang ke Pentas Dunia

Rabu, 30 April 2025 | 18:32 WIB
header img
Meriah, Njoget Bareng Njo di Temanggung Gaungkan Jaran Kepang ke Pentas Dunia. Foto: Doc/iNewsTemanggung.id

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Acara "Njoget Bareng Njo" di City Walk area Alun-Alun Temanggung pada Selasa malam, 29/4/2025, disaksikan ribuan orang. Acara dibuka dengan penampilan kelompok Topeng Ireng Sekar Pemburu Rimba, dilanjutkan dengan Jaran Kepang Anjani Budoyo.

Dalam acara tersebut, ribuan seniman tari berpadu dengan alunan gamelan, menampilkan kolaborasi apik yang memadukan unsur wiraga (gerak tubuh), wirama (ritme musik), wirasa (ekspresi), dan wirupa (riasan). 

Hasilnya, masyarakat, Bupati Temanggung Agus Setyawan, dan unsur Forkopimda ikut njoget Jaran Kepang.

Mereka berflashmob ria, manjing jur ajer bersama masyarakat. Suasana semakin semarak ketika penonton turut bergabung berjoget bersama para penari.

Bupati Temanggung, yang akrab disapa Agus Gondrong, menyatakan bahwa acara "Njoget Bareng Njo" merupakan bentuk dukungan terhadap pengusulan Jaran Kepang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini juga merupakan komitmen Pemerintah Daerah dalam melestarikan seni, tradisi, dan budaya, serta menjadi motivasi untuk terus mempertahankan seni tari, khususnya di Temanggung, sebagai warisan budaya dan identitas daerah.

"Kita mengapresiasi peringatan Hari Tari Sedunia, dan ini menjadi salah satu propaganda kampanye karena Jaran Kepang sekarang sedang didaftarkan di UNESCO," kata Bupati Agus Gondrong.

Ia melanjutkan, "Yang jelas kita menunjukkan kepada dunia, diekspresikan dengan joget dan flashmob. Jadi harapannya nanti tidak lama lagi Jaran Kepang diakui sebagai kesenian asli dari Temanggung," katanya.

Menurutnya, selain Jaran Kepang, pertunjukan kali ini juga menampilkan Topeng Ireng sebagai simbol budaya.

"Maka kita akan selalu mendukungnya," ujar Bupati Agus.

Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Daerah (DKKD) Kabupaten Temanggung, Lukman Sutopo, menuturkan bahwa flashmob tarian Jaran Kepang dipilih karena kesenian tersebut merupakan salah satu simbol kekayaan khas masyarakat Temanggung.

Selain Jaran Kepang, acara "Njoget Bareng Njo" juga menampilkan kesenian Topeng Ireng serta lagu "Binarung Jaran Manggung".

Lukman melanjutkan, Jaran Kepang Temanggung melalui kelompok Jaranan Mergowati Temanggung termasuk dalam varian seni yang tengah diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia kepada UNESCO, bersama kesenian sejenis dari daerah lain.

"Seni Jaranan termasuk menjadi usulan Indonesia bersama dengan negara Suriname untuk kategori Seni Pertunjukan dan Ritual," katanya.

Selain seni Jaranan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia bersama Badan Pelestari Kebudayaan Wilayah X Yogyakarta dan Jawa Tengah juga mengajukan budaya tempe (makanan) dan Teater Mak Yong.

"Setelah melalui berbagai proses panjang, ketiganya secara resmi diajukan," kata Lukman.

Istilah "Jaranan Mergowati Temanggung" mengemuka berdasarkan referensi *Serat Centini*, yang menyebut bahwa wilayah Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, pada masa lalu merupakan pusat penangkaran kuda terbaik untuk para ksatria dan raja pada era Kerajaan Mataram. Sehingga muncul hipotesis bahwa Mergowati berperan besar dalam berkembangnya seni tari rakyat ini.

"Hal tersebut juga didukung hasil penelitian Dr. Slamet, budayawan dan dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, yang meneliti berbagai aspek seni Jaran Kepang," tambahnya.

Lukman berharap pengajuan Seni Jaranan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dapat segera direalisasikan oleh UNESCO. Terlebih, di Temanggung, Jaran Kepang merupakan seni budaya yang telah mendarah daging dan terus lestari di kalangan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa syarat pengajuan ke UNESCO sudah terpenuhi, antara lain Jaran Kepang masih eksis, dan corak ragamnya dapat dipertanggungjawabkan.

"Selain Jaran Kepang, Topeng Ireng juga tampil. Flashmob ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar mencintai seni budaya yang ada di Kabupaten Temanggung," ujarnya.

Pada malam pertunjukan tersebut, tercatat sekitar 1.500 seniman hadir dengan jumlah penonton sekitar 3.000 orang. "Kami berharap UNESCO segera menetapkan agar kekayaan nusantara ini tidak diklaim negara lain," katanya.

Editor : Redaksi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut