Inovasi Terobosan di Lereng Temanggung: Sling Tali dan Teknologi Greenhouse Ringankan Beban Petani

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Di tengah kondisi alam yang menantang, para petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terus berjuang untuk memaksimalkan hasil panen. Dengan kontur wilayah perbukitan yang sulit dijangkau kendaraan biasa, aktivitas pertanian sering kali terkendala medan yang curam dan berat.
Melihat realitas ini, Bupati Temanggung, Agus Setyawan, mengambil langkah nyata dengan mendorong berbagai inovasi untuk mempermudah kegiatan pertanian.
Salah satu terobosan yang tengah diuji coba adalah penggunaan sistem sling tali khusus. Teknologi sederhana ini dirancang untuk mengangkut beban berat seperti pupuk dan hasil panen dari ladang-ladang di lereng gunung yang sulit dijangkau.
“Hampir 70 persen masyarakat Temanggung bekerja sebagai petani dan pekebun. Maka, mereka layak mendapatkan dukungan teknologi dan infrastruktur yang tepat guna,” ujar Bupati Agus saat meninjau langsung lokasi penggunaan sling di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Minggu (11/5).
Teknologi ini sudah mulai digunakan sejak tahun 2023 dan terbukti sangat membantu. Petani yang sebelumnya harus memikul beban secara manual melintasi jalur terjal, kini terbantu dengan sistem sling yang efisien dan aman.
Sofyan, salah satu petani yang menjadi pelopor penggunaan sling di desanya, menjelaskan bahwa alat ini mampu menghemat biaya angkut hingga 13 kali lipat dibanding metode manual.
“Dulu, biaya angkut satu karung bisa mencapai Rp5.000 sekali jalan. Sekarang, dengan satu liter BBM seharga Rp12.000, sling bisa dipakai hingga empat kali jalan dan mengangkut total 32 karung,” ungkapnya.
Selain hemat biaya, penggunaan sling juga mempercepat proses panen dan distribusi hasil pertanian.
Para petani dapat lebih fokus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanpa terbebani logistik yang mahal dan melelahkan.
Melihat efektivitasnya, Bupati Agus mendorong agar sistem sling ini direplikasi ke desa-desa lain yang memiliki karakteristik geografis serupa. Ia menyarankan agar setiap desa sentra pertanian menyisihkan anggaran sekitar Rp80 juta untuk pembangunan fasilitas ini.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antar instansi daerah, seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) serta Dinas Pertanian, untuk menjamin implementasi program berjalan luas dan berkelanjutan.
“Sinergi semua pihak sangat diperlukan. Inovasi ini bukan semata soal teknologi, tapi juga bentuk keberpihakan kita pada para petani,” tegasnya.
Tak hanya itu, Pemkab Temanggung juga tengah mengembangkan gagasan baru berupa pembangunan greenhouseberbasis teknologi.
Fasilitas ini dirancang agar sesuai dengan iklim dan topografi setempat, untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan meningkatkan hasil panen secara optimal.
Dengan menggabungkan teknologi dan pendekatan lokal, Bupati Agus Setyawan berkomitmen untuk mengangkat potensi pertanian Temanggung ke level yang lebih tinggi.
“Pertanian bukan lagi pekerjaan berat dan mahal, jika kita bisa menghadirkan solusi cerdas,” pungkasnya.
Editor : Redaksi