SEMARANG, iNewsTemanggung.id - Menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Jawa Tengah menggelar pertemuan di tingkat provinsi pada Senin (16/12/2024) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu strategis yang perlu diantisipasi menjadi pembahasan utama. Beberapa di antaranya adalah inflasi, kelangkaan kebutuhan pokok dan energi, peningkatan arus lalu lintas, dinamika terkait penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), potensi bencana hidrometeorologi, serta ancaman terorisme.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana, dalam keterangannya melalui Dinkominfo Purbalingga, menyoroti tantangan rutin yang muncul setiap perayaan Nataru.
"Mobilitas masyarakat meningkat signifikan, menyebabkan peningkatan kebutuhan BBM, transportasi, infrastruktur, kebutuhan pokok, dan energi. Selain itu, penting untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dan menjaga kondusivitas wilayah agar umat Kristiani dapat merayakan Natal dengan tenang," ujarnya.
Terkait stabilitas kebutuhan pokok, ia meminta pemerintah kabupaten/kota mengadakan Gerakan Pangan Murah, menyalurkan subsidi untuk beras dan minyak goreng, melakukan pengendalian inflasi, serta melaksanakan sidak dan operasi pasar. Ia menambahkan, inflasi year-on-year (yoy) Jawa Tengah pada November 2024 tercatat sebesar 1,33%, lebih rendah dari tingkat nasional sebesar 1,55%.
"Saya berharap tingkat inflasi ini dapat terus dipertahankan," katanya.
Mengenai stok pangan, Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah menyediakan 152.990 ton beras untuk menghadapi Nataru, jumlah yang dianggap memadai. Pj Gubernur mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebih karena stok beras dinyatakan aman.
Dalam aspek mitigasi bencana hidrometeorologi, Nana Sudjana memberikan beberapa himbauan, seperti membersihkan saluran air untuk mencegah banjir, menghindari aktivitas di area rawan bencana, dan mempersiapkan perlengkapan darurat. Ia juga meminta masyarakat tetap tenang menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan memahami langkah evakuasi.
Berdasarkan data BMKG, potensi dampak cuaca ekstrem saat ini diperkirakan empat kali lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Selama awal 2024 hingga 8 Desember 2024, tercatat terjadi 324 bencana di Jawa Tengah dengan kerugian mencapai Rp 76,74 miliar.
Editor : Redaksi
Artikel Terkait