3. Kaidah fiqih
اْلأَصْلُ فِي اْلمُعَامَلَةِ اْلإِبَاحَةُ إِلاَّ أَنْ يَدُلَّ اْلدَلِيْل عَلَى تَحْرِيْمِهَا
"Hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya"
اْلضَرَرُ يُزَالُ
"Segala Mudharat (bahaya) harus dihilangkan"
اْلضَرَرُ يُدْفَعُ بِقَدْرِ اْلاِمْكَانِ
"Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin"
دَرْءُ اْلمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ اْلمَصَالِحِ
"Mencegah kerusakan (mafsadah) harus didahulukan daripada mengambil kemashlahatan".
MEMPERHATIKAN:
1. Pendapat ulama, antara lain :
وَقَال الْمَحَلِّيُّ: صُورَةُ الْقِمَارِ الْمُحَرَّمِ التَّرَدُّدُ بَيْنَ أَنْ يَغْنَمَ وَأَنْ يَغْرَمَ
"Al Mahally berkata : Bentuk judi haram adalah yang mengandung dua pilihan antara untung dan rugi .(Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah AlKuwaitiyah, [Kuwait: Kementrian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait , 1427 H/2006 M] Juz 39, h. 404).
وَمِنْهَا اْللَعْبُ بِنَحْوِ ذَلِكَ مِنْ كُلِّ لَعْبٍ فِيْهِ قِمَارٌ وَصُوْرَتُهُ اْلمُجْمَعُ عَلَيْهَا أَنْ يُخْرَجَ العِوَضُ مِنَ اْلجَانِبَيْنِ مَعَ تَكَافُئِهِمَا وَهُوَ اْلمُرَادُ مِنَ اْلمَيْسِر فِي اْلأَيَةِ وَوَجْهُهُ اْلحُرْمَةُ أَنَّ كُلَّ وَاحِدٍ مُتَرَدِّدٌ بَيْنَ أَنْ يَّغْلِبَ صَاحِبَهُ فَيَغْنَمُ اَوْ يَغْلِبَهُ صَاحِبُهُ فَيُغْرَمُ
Di antaranya adalah bermain setiap permainan yang mengandung judi. Bentuk permainan yang disepakati adalah kedua belah pihak mengeluarkan kompensasi/biaya yang sepadan. Permainan ini adalah judi yang diharamkan oleh ayat judi. Alasan keharamannya karena setiap pihak bisa menang sehingga untung atau bisa kalah sehingga merugi. (Muhammad bin salim bin sa'id ba bashil As Syafi'i, Is'adur rafiq wa bughyah as shadiq, [Surabaya: Al Hidayah, tt], h.102).
وَكُلُّ مَا كَانَ قَائِماً عَلَى اْلمُصَادَفَةِ وَإِغْمَاضِ اْلفِكْرِ وَاْلعَقْلِ كَالنَّرْدِ وَاْلوَرَقِ وَنَحْوِهِمَا فَهُوَ مُحَرَّمٌ وَذَلِكَ لِأَنَّ مِثْلَ هَذِهِ اْلأَلْعَابِ يُعَوِّدُ اْلنَّفْسَ عَلَى الُّركُوْنِ إِلَى مَعْنَى اْلمُصَادَفَةِ فِي تَقَلُّبَاتِ اْلأَحْوَالِ وَاْلأُمُوْرِ وَيَجْعَلُ اْلعَقْلَ يَتَخَيَّلُ اْلمُصَادَفَةَ هِيَ اْلعَامِلُ اْلأَوَّلُ فِي اْلكَوْنِ وَحَرَكَتِهِ فَهُوَ مِنَ اللَّهْوِ اْلَّذِي يَتْرُكُ أَثَراً ضَارّاً فِي النَّفْسِ.
Setiap permainan yang berbasis keberuntungan, tidak berbasis fikiran dan nalar seperti dadu, kartu dan sebagainya adalah diharamkan. Hal tersebut karena permainan-permainan seperti ini membiasakan orang bersandar diri pada keberuntungan nasib dan berimajinasi bahwa keberuntungan adalah faktor utama dalan kehidupan. Karena itu, permainan yang demikian berdampak negatif pada seseorang. Tim penulis (Prof. Dr. Musthafa Al Bugha, Prof. Dr. Musthafa Al Khan dan Prof. Ali Asy syarbajiy), Al Fiqh al-Manhaji 'ala Madzhab al-Imam al-Syafi'iy [Damaskus: Dar Al Qalam, 1992] cet. II, juz 1, h. 137
Editor : M Wali