TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang modalnya bersumber dari uang rakyat seharusnya mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah. Selain itu, keuntungan yang dihasilkan BUMD juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui pendapatan asli daerah (PAD).
Namun, dalam praktiknya, tidak sedikit BUMD yang justru menimbulkan polemik. Selain tidak memberikan keuntungan, beberapa di antaranya malah mengalami kerugian terus-menerus, sehingga menjadi beban bagi pemerintah daerah.
Menanggapi hal ini, Agus Gondrong menegaskan bahwa BUMD harus berperan dalam mendorong peningkatan ekonomi serta mendukung pembangunan daerah.
Jika ternyata BUMD justru merugi dan tidak mampu menghasilkan keuntungan, maka menurutnya lebih baik ditutup saja.
“BUMD dibentuk untuk mencari keuntungan, ya carilah keuntungan. Jangan BUMD justru memfasilitasi orang-orangnya, teman-temannya saja."
“Kalau tidak bisa menghasilkan keuntungan ya lebih baik ditutup saja," ujar Agus Gondrong dalam keterangannya, Jumat (28/3/2025).
Ia menekankan bahwa kinerja BUMD akan dievaluasi hingga akhir tahun 2025. Jika dalam tenggang waktu tersebut BUMD masih tidak mampu memberikan keuntungan, maka akan ada tindakan tegas berupa penutupan.
“Jadi nanti kita lihat akhir ceritanya BUMD di akhir tahun 2025, kalau tidak bisa menghasilkan keuntungan tutup mawon (tutup saja, red)," ujarnya.
“Kasihan yang nombok, akhir-akhirnya nanti ya rakyat yang nombok," tegasnya.
Saat ini, beberapa BUMD yang beroperasi di Kabupaten Temanggung antara lain PD Aneka Usaha, Perumda Air Minum Tirta Agung, PD Bank Pasar, PT BPR BKK Temanggung, Apotek Waringin Mulyo, dan PD Bhumi Phala Wisata.
Dari data yang tersedia hingga Februari 2025, baru tiga BUMD yang berhasil melebihi target, yakni Perumda Air Minum Tirta Agung, Apotek Waringin Mulyo, dan Perumda BPR Bank Pasar.
Editor : Redaksi
Artikel Terkait
