Saat itu, Letnan KKO Azwar Syam memeriksa kami satu persatu. Ketika menghampiri saya, dia langsung memegang kantong celana saya. Saya tidak tahu apakah dia sudah melihat sebelumnya bahwa saya mengantongi gula jawa atau tidak.
Dia lantas bertanya, “Apa ini?” Lantas Azwar Syam mengecek dan mengambil gula jawa dari kantong celana saya. Dan tanpa babibu, beliau langsung menempeleng saya.
“Poook” kira-kira begitu bunyinya. Sakit dan menyakitkan. “Jadi saya mendapat “kehormatan” sebagai taruna pertama yang ditempeleng di Kompi 2 C4,” kenang Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.
Ajaibnya, Prabowo mengaku tidak membenci Letnan Azwar Syam yang telah menempelengnya di depan taruna-taruna lain tersebut. Bahkan, lambat laun timbul rasa hormat dan sayang kepada beliau.
Prabowo mengaku, ada beberapa hal yang dipelajari dari sosok Pak Azwar.
”Pertama, terkait kerapian. Dari beliau saya beliau saya belajar bahwa komandan pasukan di lapangan tidak perlu memakai pakaian baru. Tapi yang penting harus rapi. Pakaian itu malah jadi kebanggaan. Simbol dari perjuangan,” ucapnya.
“Kedua, ketegasan. Orang yang pertama kali menempeleng saya selain kedua orang tua tentunya adalah beliau. Orang tua saya menampar saya itu juga ketika saya masih kecil karena mungkin ketika itu saya anak nakal. Menginjak masa SMP dan SMA, tidak pernah lagi kedua orang tua saya menempeleng saya,” kenang Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Sindonews.com dengan judul "Kisah Azwar Syam, Orang yang Berani Menempeleng Prabowo Subianto".
Editor : M Wali