get app
inews
Aa Text
Read Next : Agus Setyawan Dengar Aspirasi Pedagang Pasar Kliwon: Harap Aturan Pemerintah tak Memberatkan

Sejarah dan Asal Usul Kabupaten Temanggung Jawa Tengah

Senin, 18 September 2023 | 11:36 WIB
header img
Batu Gondosuli petilasan asal usul Kabupaten Temanggung Jawa Tengah

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Kabupaten Temanggung terkenal dengan julukan Kota Tembakau, memiliki wilayah perbukitan dan dataraan tinggi kebanyakan para penduduknya sendiri memanfaatkan daerahnya untuk ditanamami tanaman tembakau. 

Asal usul nama Temanggung dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang bernama Rakai Pikatan. Nama Pikatan saat ini dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. 

Di tempat tersebut diyakini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batuan kuno sebagai petilasan raja Rakai Pikatan. 

Melansir dari websote temanggungkab.go.id dijelaskan bahwa sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983.

Prasasti tersebut menjelaskan bahwa Temanggung pada mulanya merupakan kecamatan Kademangan yang disebut Gemah Ripah Loh Jinawi dimana salah satu wilayah tersebut adalah Pikatan.

Disini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih).

Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima.

Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).

Pengganti raja Sanjaya adalah Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M dan bertahta selama kurang lebih 38 tahun.

Dalam legenda Angling Dharma, keratin diperkirakan berada di daerah Kedu (Desa Bojonegoro). Di desa ini ditemukan peninggalan berupa reruntuhan.

Di wilayah Kedu juga ditemukan desa Kademangan. Pengganti Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta pada tanggal 1 april 784 dan berakhir pada tanggal 28 Maret 803. Rakai Panunggalan bertahta di Panaraban yang sekarang merupakan wilayah Parakan .

Disini ditemukan juga kademangan dan abu jenasah di Pakurejo daerah Bulu. Selanjutnya Rakai Panunggalan digantikan oleh Rakai Warak yang diperkirakan tinggal di Tembarak.

Disini ditemukan reruntuhan di sekitar Masjid Menggoro dan reruntuhan Candi dan juga terdapat Desa Kademangan.

Pengganti Rakai warak adalah Rakai Garung yang bertahta pada tanggal 24 januari 828 sampai dengan 22 Pebruari 847. Raja ini ahli dalam bangunan candid an ilmu falak (perbintangan).

Dia membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih digunakan. Karena kepandaiannya sehingga Raja Sriwijaya ingin menggunakannya untuk membuat candi.

Namun Rakai Garung tidak mau walau diancam. Kemudian Rakai Garung diganti Rakai Pikatan yang bermukim di Temanggung.

Disini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III. Disamping itu banyak reruntuhan benda kuno seperti Lumpang Joni dan arca-arca yang tersebar di daerah Temanggung. Disini pun terdapat desa Demang.

Tercetus Nama Temanggung

Dari buku sejarah yang ditulis oleh IWayan Badrika disebutkan bahwa Rakai Pikatan sebagai raja Mataram kuno ingin menguasai wilayah Jawa Tengah.

Namun ia tidak berani merebut kekuasaan dari Raja Bala Putra Dewa selaku penguasa Kerajaan Syailendra.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Rakai Pekatan mengambil strategi dengan menikahi Dyah Pramuda Wardhani, kakak perempuan Raja Bala Putra Dewa dengan tujuan untuk mendapatkan pengaruh yang kuat di Kerajaan Sialindra.

Selain itu Rakai Pekatan juga mengumpulkan kekuatan di wilayahnya, baik prajurit maupun senapati, serta memungut biaya upeti Demang.

Saat itu yang bertugas mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang mempunyai wilayah terluas.

Rakai Pikatan mengumpulkan kekuatan dan berangkat menuju Kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 M untuk melakukan penyerangan.

Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayah kademangan kemudian muncul nama Ndemanggung yang akhirnya berubah menjadi nama Temanggung.

Editor : M Wali

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut