Sejarah Nama Uniqlo
Langkah ambisius Yanai ini diikuti dengan pembukaan toko pakaian bernama Unique Clothing Warehouse, yang kemudian disingkat menjadi Uniqlo. Uniqlo secara khusus fokus pada penjualan pakaian olahraga dari merek-merek terkenal asal Amerika Serikat seperti Nike dan Adidas.
Mengingat minat masyarakat Jepang pada produk Amerika Serikat saat itu, Uniqlo yang menawarkan barang dengan harga terjangkau pun menjadi sangat diminati.
Akibatnya, Uniqlo telah menjamur di seluruh Jepang. Secara singkat, gerai Uniqlo berubah nama dari Uniclo karena kesalahan staf menulis nama toko di Hong Kong.
Ternyata, perubahan nama tersebut membawa berkah. Uniqlo menyebar dengan cepat seperti virus dan dalam waktu singkat, pada tahun 1998, sudah memiliki lebih dari 300 gerai.
Meskipun begitu, Tadashi Yanai tidak puas. Dia tidak ingin Uniqlo hanya menjadi penjual barang dari perusahaan lain. Ia bermimpi agar Uniqlo dapat menjadi seperti H&M, Marks & Spencer, Esprit, dan merek Eropa lain yang memproduksi pakaian mereka sendiri. Yanai kemudian berkonsultasi dengan John Jay, seorang pakar periklanan, seperti yang dikutip dari situs ABC.
Menurut Jay, Uniqlo sebaiknya fokus pada pembuatan baju yang ditujukan khusus untuk orang Asia. Sementara merek Eropa lain melayani pasar Eropa, Uniqlo harus menghasilkan pakaian yang sesuai dengan karakteristik Asia. Selain itu, mereka diharuskan menggunakan teknologi yang membuat pengguna merasa nyaman.
Editor : M Wali