SEMARANG, iNewsTemanggung.id - BPBD Jawa Tengah mencatat bahwa sebanyak 104 bencana terjadi di wilayah tersebut dari bulan Januari hingga 8 Maret 2024.
Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana terdapat 190 bencana pada periode yang sama.
Menurut Kepala Bidang Kebencanaan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul, jenis bencana yang paling umum terjadi adalah cuaca ekstrem dengan 47 kejadian, diikuti oleh banjir sebanyak 37 kejadian, tanah longsor sebanyak 18 kejadian, dan kebakaran gedung/pemukiman sebanyak 2 kejadian.
"Bencana yang mendominasi adalah bencana hidrometeorologi seperti cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor," jelas Chomsul pada Rabu (13/3/2024).
Dampak kerusakan yang disebabkan oleh bencana beragam, termasuk kerusakan rumah dan fasilitas umum.
Terdapat laporan bahwa sebanyak 1.162 rumah mengalami kerusakan, 59.428 rumah terendam banjir, 367 fasilitas umum rusak, serta 13 perkantoran dan jembatan juga mengalami kerusakan.
"Total tafsiran kerusakan Rp 5,8 miliar," ungkap Chomsul.
Selain itu, dalam rangkaian kejadian ini, tercatat bahwa 12 orang telah meninggal, 20 orang mengalami luka-luka, 34.978 orang harus mengungsi, 205.826 masyarakat terdampak, dan 11.762 hektar lahan/sawah mengalami kerusakan.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang yang sering terjadi belakangan ini di wilayah Jawa Tengah. Hal tersebut dianggap memiliki potensi untuk memicu banjir dan tanah longsor.
"Waspadai dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, pohon tumbang, dan jalan licin," pungkasnya.
Editor : M Wali
Artikel Terkait
