Saat tradisi Sungkem Tlompak berlangsung, Dusun Gejayan menjadi ramai dengan kehadiran masyarakat dari kedua dusun tersebut. Ada pedagang yang membuka lapak makanan dan mainan anak-anak. Selain itu, suasana halalbihalal Lebaran 2024 juga menjadi momen pertemuan antarwarga dusun di kawasan tersebut.
Masyarakat kemudian berjalan kaki menuju sumber air Tlompak yang berjarak sekitar 300 meter dari Dusun Gejayan. Mereka meletakkan sesaji berupa hasil bumi, berdoa, membakar kemenyan, menabur bunga, dan mengambil air dari sumber air Tlompak menggunakan botol bekas air mineral. Beberapa juga menggunakan air tersebut untuk membersihkan tangan, kaki, dan wajah.
Tarian Keprajuritan disertai dengan musik gamelan dimainkan di pelataran mata air Tlompak, kemudian dilanjutkan di halaman rumah juru kunci Tlompak, Alip. Di sela-sela rangkaian tradisi tersebut, di Padepokan Wargo Budoyo Dusun Gejayan juga dipentaskan pertunjukan ketoprak.
"Kegiatan-kegiatan tradisi di setiap desa merupakan bagian dari identitas karakter desa dan merupakan karakter lokal, jati diri, dan bagian kehidupan mereka," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa melalui tradisi seperti itu, para orang tua sebenarnya sedang mengajarkan kepada generasi muda mengenai nilai-nilai kebaikan hidup yang saling terkait, termasuk pentingnya menjaga lingkungan alam.
Dia memberikan contoh tentang lokasi utama tradisi Sungkem Tlompak di mata air kawasan tersebut, yang memberikan pelajaran kepada masyarakat tentang kesadaran akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan bagi semua makhluk.
Editor : M Wali
Artikel Terkait