MAGELANG, iNewsTemanggung.id - Tradisi Sungkem Tlompak adalah ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh warga desa di sekitar Gunung Merbabu, Kabupaten Magelang. Tradisi ini mengandung makna tentang pentingnya menjaga hubungan baik antara manusia, alam, dan Tuhan.
Novita Siswayanti, seorang peneliti kebudayaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa Tradisi ini dilaksanakan atas dasar filosofis kehidupan mereka. "Hubungan mereka dengan Tuhan, mereka dengan sekitarnya, dan hubungan mereka dengan alam," katanya di Magelang, Senin (15/4/2024), di sela menghadiri pelaksanaan tradisi itu oleh warga kawasan Gunung Merbabu di Dusun Gejayan, Desa Bayusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
Pada hari ke-5 setelah Lebaran, masyarakat Dusun Keditan, Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, yang terletak sekitar tujuh kilometer dari sumber air Tlompak Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, melaksanakan Tradisi Sungkem Tlompak.
Mereka mengenakan pakaian tradisional seperti tarian Keprajuritan atau Campur Bawur Lombok Abang dan dipimpin oleh pemuka mereka, Sujak (70). Mereka tiba di Dusun Gejayan dan disambut oleh Kepala Dusun Gejayan, Sulis Prasetyo (53), dan juru kunci sumber air Tlompak, Alip (59).
Saat tradisi Sungkem Tlompak berlangsung, Dusun Gejayan menjadi ramai dengan kehadiran masyarakat dari kedua dusun tersebut. Ada pedagang yang membuka lapak makanan dan mainan anak-anak. Selain itu, suasana halalbihalal Lebaran 2024 juga menjadi momen pertemuan antarwarga dusun di kawasan tersebut.
Masyarakat kemudian berjalan kaki menuju sumber air Tlompak yang berjarak sekitar 300 meter dari Dusun Gejayan.
Mereka meletakkan sesaji berupa hasil bumi, berdoa, membakar kemenyan, menabur bunga, dan mengambil air dari sumber air Tlompak menggunakan botol bekas air mineral. Beberapa juga menggunakan air tersebut untuk membersihkan tangan, kaki, dan wajah.
Pada hari ke-5 setelah Lebaran, masyarakat Dusun Keditan, Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, yang terletak sekitar tujuh kilometer dari sumber air Tlompak Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, melaksanakan Tradisi Sungkem Tlompak. Mereka mengenakan pakaian tradisional seperti tarian Keprajuritan atau Campur Bawur Lombok Abang dan dipimpin oleh pemuka mereka, Sujak (70). Mereka tiba di Dusun Gejayan dan disambut oleh Kepala Dusun Gejayan, Sulis Prasetyo (53), dan juru kunci sumber air Tlompak, Alip (59).
Editor : M Wali
Artikel Terkait