get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Kontroversi Shen Yinhao, Wasit Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan

Ribuan Warga Ikuti Ritual Sadranan Safar di Komplek Kiai Donorojo 

Senin, 05 September 2022 | 09:35 WIB
header img
Warga mengikuti ritual sadranan di komplek makam kiai Donorojo untuk mendoakan arwah nenek moyang, dan berdoa pada Tuhan untuk keselamatan ngeri dan peningkatan kesejahteraan. Foto: Ist/iNewsTemanggung.id

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung - Lebih dari seribuan warga mengikuti tradisi tahunan ritual Sadranan Safar di komplek makam Kiai Donorojo, di Dusun Dukuh, Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan, Temanggung, Jumat (2/9/2022).

Di makam prajurit dan pengikut setia Pangeran Diponegoro itu, dilantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Selain itu, doa-doa permohonan pengampunan, keselamatan dan peningkatan kesejahteraan.
 
Mereka yang ikut ritual tidak hanya warga setempat, sebagian merupakan warga luar daerah, seperti kota-kota besar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jabodetabek.

Ritual sadranan tahun 2022 ini, telah kembali normal, meski masih status pandemi Covid-19. Beda diawal pandemi yang terdapat pembatasan kegiatan, sehingga digelar dalam suasana pembatasan pula.  

Pada ritual Sadranan Safar, warga membawa tenong dari rumah menuju ke komplek pemakaman yang berada di bukit di ujung perkampungan. Sesuai aba-aba dari sesepuh, warga berangkat dari rumah pukul 07.00 WIB.

Tenong sendiri berisi nasi bucu berikut ingkung ayam jantan Jawa, berikut sayur, aneka sesajian dan jajan pasar. Tenong ada yang dijinjing, dipikul bahkan digendong. Tua, muda, anak-anak, lelaki dan perempuan mengikuti ritual itu.

Sesampai di makam, warga langsung duduk beringsut di plataran yang berada di depan cungkup Kiai Donorojo. Tenong diletakkan di samping atau di depannya. Sebagian yang tidak kebagian di plataran, terpaksa duduk di kanan dan kiri makam.

Kadus Dukuh, Kabul mengatakan, pada tradisi sadranan tahun ini, warga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar leluhur yang dimakamkan diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya.

Sedangkan pada ahli waris, diberi keselamatan, kelancaran dalam hidup dan peningkatan kesejahteraan. 

"Warga juga berdoa agar negeri ini diselamatkan dan kesejahteraannya meningkat. Pandemi Covid-19 lekas berlalu," katanya.

Disampaikan olehnya, selain sadranan di makam Kiai Donorojo, warga juga menggelar ruwat dusun dengan pagelaran wayang kulit. Harapannya, Dusun Dukuh terbebas dari marabahaya, baik yang datang secara fisik, maupun non fisik, kesejahteraan dan hasil bumi meningkat.

Bersamaan dengan ritual safar, warga menanam pepohonan di sumber mata air dan membersihkan lingkungan pemukiman, agar terbebas dari penyakit dan lingkungan asri.

Kades Ngropoh Haryono mengatakan, pemerintah menyambut secara baik acara tradisi budaya, sebab sebagai pengingat bahwa manusia akan mati, sehingga yang masih hidup untuk banyak beramal sholeh sebagai bekal di hidup kelak.  

"Tradisi ini juga sebagai penghargaan pada sesepuh yang telah mendirikan desa," katanya.  

Ia mengatakan, melalui tradisi budaya juga sebagai bentuk kebersamaan, baik dalam fisik dan batin. Secara fisik bersama berkumpul, kegotong royongan dan kekompakan dalam berkegiatan, serta berdoa bersama.

"Kebersamaan batin, yakni berdoa bersama, untuk leluhur dan pribadi-pribadi yang hidup," katanya.

Ia mengatakan, ritual Sadranan Safar juga sebagai internalisasi nilai-nilai kearifan lokal selain siar agama. Nilai-nilai kearifan lokal itu antara lain nilai kesopanan, kegotongroyongan dan budi pekerti. 

"Penanaman ini harus sedari kecil dan berkelanjutan," pungkasnya.

Editor : M Wali

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut